Profil BUMDes Kalem

Sejak berdiri dari tahun 2016, Bumdes Kalem telah menjadi organisasi yang mendukung penguatan ekonomi Desa Kemasan. Tujuan BUM Desa Karya Lestari Manunggal adalah mencari keuntungan yang nantinya digunakan sebesar-besarnya untuk kemanfaatan desa dan masyarakat.

BUM Desa Karya Lestari Manunggal saat ini bisa dikatakan sebagai salah satu pilar kegiatan ekonomi di Desa Kemasan yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution). Selain itu, Bumdes Kalem juga berperan sebagai lembaga sosial yang berpihak pada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial, tujuannya mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal ke pasar.

Potensi yang dimiliki BUM Desa adalah sebagai lembaga usaha mandiri masyarakat desa dalam memberikan kesejahteraan masyarakat desa sendiri. Agar rakyat pedesaan dapat mengembangkan potensi, sehingga tidak dirugikan dan lebih diuntungkan, maka diperlukan arus balik dalam pemerataan sumber daya alam dan kebijakan. Bumdes Kalem didirikan dengan tujuan sebagai penopang atau penguat ekonomi desa.

Sebagai salah satu desa di Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali, Desa Kemasan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, terutama saat ini di bidang pariwisata dan kuliner, suplai air bersih, penanganan sampah, olahan pangan, serta pertanian.

Seperti halnya sebuah organisasi, maka Bumdes Kalem juga memiliki visi dan misi sebagai pedoman jalannya operasional. Adapun visi dan misi BUM Desa Karya Lestari Manunggal Kemasan adalah sebagai berikut.

Visi

Menjadi wadah pengembangan potensi desa untuk menuju perekonomian desa yang mandiri dan berkesinambungan.

Misi

1. Mengoptimalkan potensi desa dengan kearifan lokal Desa Kemasan.

2. Meningkatkan peran masyarakat desa dalam membangun perekonomian Desa Kemasan .

3. Menjalin dan meningkatkan kemitraan di bidang usaha wisata dan bidang usaha lainnya, baik kemitraan jasa ataupun permodalan.

4. Meningkatkan nilai ekonomi, kekayaan budaya, religius, dan sumber daya desa.

5. Peningkatan nilai tambah atas aset desa.